Bank Indonesia (BI) bersinergi dengan Dekranasda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyelenggarakan kegiatan fashion show yang berjudul “NTB Goes to Moslem Fashion Industry” di pelataran Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB pada 2 November lalu. Kegiatan ini menjadi puncak dari serangkaian acara dalam rangka mengupayakan perkembangan industri fesyen di NTB.
Dalam pelaksanaan fashion show ini menampilkan busana karya desainer binaan BI, yaitu Linda Hamidy Grander, serta desainer mitra BI, yakni Wignyo Rahadi.
Dalam acara “NTB Goes to Moslem Fashion Industry” ini, Linda Hamidy Grander menampilkan koleksi busana tenun bertajuk Life in Black and White.

Selain itu, busana yang ditampilkan menggambarkan kemewahan dalam kesederhanaan hidup. Koleksi ini telah menunjukkan bahwa kain tradisional dapat menjadi pakaian yang terlihat mewah dan berkelas internasional.


Dengan sentuhan modernisasi, diberi siluet klasik yang dipadukan dengan esensi keberanian motif, sehingga terciptalah pakaian yang unik dan kuat. Karya Linda tersebut memiliki daya tarik kain Pringgasela dan Sukarare yang menggunakan kombinasi bahan polos dan bermotif.
Sementara itu, desainer Wignyo Rahadi menghadirkan koleksi busana muslim dengan tema Tropical Vibes yang menggunakan tenun Pringgasela. Koleksi ini terinspirasi dari keindahan warna alami pulau tropis yang dipadukan secara harmonis dengan warna alami tenun Pringgasela, seperti cokelat muda, cokelat tua, hijau, dan lime green yang dituangkan ke beberapa desain berupa longdress, outer, blouse, dan celana panjang.


Sebelum diadakannya kerja sama dalam kegiatan fashion show “NTB Goes to Moslem Fashion Industry”, Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat telah bekerja sama dengan desainer Wignyo Rahadi untuk menerapkan menerapkan program Fashion Product Incubator (FPI) dan Fashion Design Incubator (FDI) yang melibatkan perajin busana/penjahit dan perancang busana/desainer sebagai peserta kedua program tersebut.
(Sekar/Wati)
Leave a Reply